[PRESS RELEASE] HaloKLINIK Workshop: Materclass Persiapan Akreditasi: Menuju Akreditasi Klinik Paripurna

Malang, 13 Juli 2024 – Medeva bekerja sama dengan Zantara menghadirkan agenda terbaru melalui HaloKLINIK Workshop dengan tema Masterclass Persiapan Akreditasi: Menuju Akreditasi Klinik Paripurna. Workshop terfokus ini dihadiri lebih dari 75 peserta yang berasal dari Klinik dan dokter praktik mandiri serta dimulai pada pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. HaloKLINIK Workshop kali ini menghadirkan Dr. dr. R. Maya Amiarny Rusady, M.Kes, AAK  sbeagai keynote speaker serta jajaran narasumber yang gemilang yakni, dr. Taufik Hidayat, MM, CHIP, AAK yang merupakan Dewan Pengawas dan surveyor LAFKESPRI serta CEO Medeva, Anang Yulianto, S.Kep, SH, MH, CRM, selaku Wasekjen 1 dan surveyor LAFEKSPRI, dan Sydha Septifika Puteri, ST, MM yang saat ini menjabat sebagai VP Product Medeva, turut menghadirkan jajaran panelis yakni Andayani Budi Lestari, SE, MM, AAK, CHIA, CHIP, selaku Direktur Operasional Zantara dan Tarmuji, S.Kom, selaku VP IT Medeva,  serta didampingi oleh seorang moderator sekaligus Komisaris Utama Zantara, drg. Fajri Adinur, MM.

HaloKLINIK Workshop kali ini mengulas teknis alur, penyiapan dokumentasi akreditasi klinik, dan keterkaitan antar bab (TKK, PMKP, PKP) yang seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam implementasi di lapangan baik oleh para jajaran manajemen maupun tenaga nakes dan tenaga non-nakes di klinik karena, standar akreditasi yang baru dipersepsikan terlalu banyak dan rumit sehingga menambah beban administratif klinik.

Faskes yang hendak akreditasi bukan hanya untuk meraih status administratif saja, melainkan harus beanr-benar memahami makna alur dan dokumentasi pada setiap bab yang akan berimplikasi terhadap perbaikan terhadap sistem yang berjalan di klinik, baik sistem manajemen mutu maupun sistem manajemen klinik. Masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman. Sehingga upaya peningkatan mutu klinik melalui penyelenggaraan akreditasi menjadi mutlak diperlukan untuk menilai apakah sistem pelayanan klinis dan manajemen mutu telah berjalan dengan baik, aman dan minim risiko, serta menjunjung perbaikan mutu yang berkesinambungan serta diterapkannya kaidah-kaidah keselamatan pasien.

Klinik sebagai salah satu entitas FKTP berperan sebagai gatekeeper, mempunyai fungsi kontak layanan peserta (first contact), pelayanan berkelanjutan (continuity), pelayanan paripurna (comprehensiveness) dan koordinasi pelayanan (coordination). Dalam fungsi ‘Kontak Pertama’, klinik sebagai salah satu unsur FKTP, merupakan pilihan utama peserta untuk kebutuhan kesehatannya. Kemudian fungsi ‘Kontinuitas’, klinik dituntut mampu untuk mengelola status kesehatan peserta agar terpelihara secara optimal dan berkelanjutan. Selanjutnya fungsi ‘Koordinasi’, klinik diharapkan dapat mengoptimalkan komunikasi dan kerja sama antar FKTP dan FKTP dengan FKRTL sehingga rujukan & rujuk balik dapat terkontrol. Dan yang terakhir adalah fungsi ‘Komprehensif’, di mana klinik perlu menegakkan tata laksana kesehatan peserta secara komprehensif mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh klinik dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien secara lebih spesifik diuraikan dalam standar akreditasi klinik. Standar akreditasi klinik dikelompokkan menurut fungsi-fungsi penting yang umum dalam organisasi klinik. Standar dikelompokkan menurut fungsi yang terkait dengan penyediaan pelayanan bagi pasien (good clinical governance) dan upaya menciptakan organisasi klinik yang aman, efektif dan dikelola dengan baik (good corporate governance), yang terdiri atas 3 (tiga) bab meliputi tata kelola klinik (TKK), peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) dan penyelenggaraan kesehatan perseorangan (PKP).

dr. Taufik memulai sesinya dengan membahas terkait alur, penyiapan dokumentasi, serta bebebrapa kasus menarik yang berkaitan dengan penyiapan instrumen BAB 3: Penyelenggaraan Kesehatn Perseorangan (PKP). Tidak hanya itu, didampingi oleh Sydha Septifika, keterkaitan antar instrumen BAB 3 mengenai PKP digambarkan implementasinya dalam Medeva Lavender, produk Medeva yang menyediakan mulai dari alur pendaftaran, pengkajian awal, electronic medical record sesuai standar SOAP, CPPT, pelayanan kefarmasian, dokumentasi hak dan kewajiban pasien, hingga bukti pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran yang dapat terema dalam EMR Medeva Lavender, di mana semuanya telah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan SATUSEHAT.

”Pemanfaatan Electronic Medical Record (EMR) dalam implementasi pokok-pokok bab standar akreditasi klinik dapat menunjang pengelolaan informasi medis yang lebih efisien, monitoring kualitas layanan melalui pemantauan dan pelacakan indikator kualitas dan mutu layanan yang relevan dengan akreditasi klinik, koordinasi perawatan yang lebih baik, serta meminimalisasi risiko kesalahan dan kehilangan data,” ujar dr. Taufik.

 

Dalam sesinya Anang Yulianto juga turut menyampaikan detail alur dan persiapan dokumentasi yang berkaitan dengan BAB 1: Tata Kelola Klinik dan BAB 2: Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien. Beliau juga menekankan bahwa penyiapan dokumentasi Standar TKK 2 mengenai elemen penilaian ketersediaan dokumen kepegawaian seluruh SDM klinik yang diperbaharui secara berkala untuk dapat memastikan seluruh kewajiban dan hak SDM terpenuhi dari kedua belah pihak sehingga akan meningkatkan kualitas penjaminan mutu klinik secara keseluruhan. Dalam demo aplikasi, Sydha Septifika menjelaskan salah satu fitur Medeva yang telah mengakomodasi daftar penyimpanan data kepegawaian SDM yang dapat diperbaharui secara berkala dan memiliki fitur pengingat berkaitan dengan perizinan kepegawaian dan/atau kontrak kerja sama. Selain itu Medeva Lavender juga menyediakan pendataan SPA yang dapat dijadikan acuan untuk kebutuhan pemeliharaan atau perencanaan strategis ke depan. Pada BAB 2 terkait peningkatan mutu dan keselamatan pasien, Anang Yulianto menjelaskan betapa pentingnya menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dalam pelayanan dan asuhan pasien, salah satunya dengan penyediaan bukti pelaksanaan Surgical Safety Checklist yang didokumentasikan di rekam medis pasien. Sydha Septifika turut menampilkan fitur perekaman Surgical Safety Checklist yang ada di Medeva Lavender yang sudah mengakomodasi tiga fase operasi yakni, sebelum induksi anestesi 9ign in), sebelum sayatan kulit (”time out”) dan sebelum pasien meninggalkan ruang operasi (”sign out”).

Keselarasan antara terpenuhinya pokok-pokok standar akreditasi serta implementasi EMR dapat meningkatkan daya saing klinik. EMR dapat meningkatkan efektivitas pelayanan yang diberikan oleh klinik dengan menekankan pada keamanan dan pelayanan prima kepada pasien, serta menopang upaya pencapaian pelayanan standar sesuai acuan – sesuai standar pelayanan kedokteran, pelayanan paripurna, dan pelayanan berkesinambungan

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *