Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) memiliki peran penting dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia, terutama dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satu aspek utama dalam pendanaan FKTP adalah kapitasi berbasis kinerja, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Namun, apakah sistem ini benar-benar efektif dalam meningkatkan layanan FKTP? Artikel ini akan membahas bagaimana kapitasi berbasis kinerja berpengaruh terhadap FKTP, tantangan yang dihadapi, serta strategi dalam meningkatkan kapitasi FKTP.
Apa Itu Kapitasi Berbasis Kinerja?
Kapitasi berbasis kinerja adalah model pembayaran yang diberikan kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar dengan mempertimbangkan indikator layanan kesehatan. Berbeda dengan kapitasi konvensional yang hanya mengandalkan jumlah peserta, sistem ini mengaitkan pembayaran dengan kinerja fasilitas dalam memenuhi indikator pelayanan yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Beberapa indikator kinerja yang digunakan antara lain:
- Rasio kontak peserta dengan FKTP
- Kepatuhan FKTP dalam pencatatan layanan ke sistem BPJS
- Pelayanan promotif dan preventif
- Kepuasan pasien terhadap layanan FKTP
Dengan sistem ini, FKTP diharapkan lebih terdorong untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
Dampak Kapitasi Berbasis Kinerja terhadap FKTP
1. Meningkatkan Kapitasi FKTP dengan Peningkatan Layanan
Implementasi kapitasi berbasis kinerja dapat menjadi insentif bagi FKTP untuk meningkatkan pelayanan kesehatan agar memenuhi indikator yang ditetapkan. FKTP yang mampu memenuhi standar pelayanan akan mendapatkan kapitasi lebih tinggi dibandingkan FKTP yang tidak mencapai target.
Dalam beberapa studi, peningkatan kapitasi berbasis kinerja telah mendorong FKTP untuk lebih aktif dalam pelayanan promotif dan preventif. Hal ini berdampak pada penurunan angka rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut, yang menunjukkan bahwa FKTP semakin mampu menangani kasus di tingkat primer.
2. Tantangan dalam Implementasi Kapitasi Berbasis Kinerja
Meskipun memiliki potensi untuk meningkatkan mutu layanan, kapitasi berbasis kinerja juga menghadapi beberapa tantangan dalam implementasinya, di antaranya:
- Kurangnya pemahaman FKTP mengenai indikator kinerja
- Beban administrasi yang tinggi dalam pelaporan data pelayanan
- Kendala dalam infrastruktur teknologi informasi, terutama di FKTP yang belum memiliki sistem pencatatan digital
- Ketimpangan dalam distribusi tenaga kesehatan yang berpengaruh pada kualitas layanan di berbagai daerah
3. Strategi Optimalisasi Kapitasi Berbasis Kinerja
Agar kapitasi berbasis kinerja benar-benar efektif dalam meningkatkan layanan FKTP, diperlukan strategi optimalisasi, antara lain:
- Peningkatan Edukasi bagi FKTP BPJS Kesehatan dan pemerintah perlu memberikan pelatihan bagi FKTP agar memahami mekanisme kapitasi berbasis kinerja dan cara memenuhi indikator yang telah ditetapkan.
- Digitalisasi Sistem Pencatatan Penggunaan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dapat memudahkan FKTP dalam pencatatan dan pelaporan data layanan, sehingga tidak menghambat pencairan kapitasi.
- Distribusi Tenaga Kesehatan yang Merata Pemerintah harus memastikan distribusi tenaga kesehatan yang lebih merata, terutama di daerah terpencil, agar setiap FKTP memiliki kapasitas yang sama dalam meningkatkan layanan kesehatan.
Beralih ke Medeva Sekarang!
Sudah siap membawa klinik Anda ke era digital? Dengan Rekam Medis Elektronik (RME) dari Medeva, Anda dapat mengelola data pasien dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Hilangkan risiko kesalahan pencatatan, tingkatkan kualitas perawatan, dan optimalkan operasional klinik Anda. Coba demo gratis selama 14 hari sekarang juga dan rasakan langsung manfaatnya! Klik di sini untuk memulai transformasi digital klinik Anda sekarang!
Sumber
- BPJS Kesehatan – Kapitasi Berbasis Kinerja: https://www.bpjs-kesehatan.go.id
- Kementerian Kesehatan RI – Sistem Pembayaran FKTP: https://www.kemkes.go.id
- WHO – Primary Health Care Performance-Based Payment: https://www.who.int