Bagaimana KBK Menjadi Peluang Klinik Tumbuh, Bukan Beban

Masih banyak klinik yang melihat Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) sebagai beban administrasi. Padahal apabila ditinjau dari pendekatan strategis, KBK dapat menjadi peluang yang signifikan untuk meningkatkan pendapatan, layanan, dan efisiensi operasional.

Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) adalah skema kapitasi yang diluncurkan dari BPJS Kesehatan yang tidak hanya mengacu pada jumlah peserta terdaftar, namun juga pada kinerja klinik berdasarkan capaian indikator mutu layanan. Apabila capaian suatu klinik baik, maka semakin optimal besaran kapitasi yang diterima oleh klinik tersebut. 

Pengelolaan klinik dengan sistem yang tepat dapat menjadikan KBK sebagai peluang besar untuk pertumbuhan klinik. Bukan hanya tentang mendapatkan tambahan insentif, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas layanan, memperkuat reputasi klinik, dan ekspansi basis pasien.

Apa Itu KBK dan Mengapa KBK Penting?

Sebelum membahas lebih lanjut, perlu memahami terlebih dahulu tentang KBK.

Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) adalah mekanisme pembayaran kapitasi yang mempertimbangkan pencapaian indikator kinerja tertentu. BPJS Kesehatan sebagai pemberi dana kapitasi akan memberikan dana kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti klinik, puskesmas, dan tempat praktik mandiri dokter (TPMD), namun dengan besaran dana yang diperoleh ini dipengaruhi oleh hasil capaian indikator kinerja.

Baca juga: Monitoring Capaian KBK FKTP Menentukan Besaran Kapitasi?

Artinya, besaran dana kapitasi yang diterima tidak lagi sama untuk semua FKTP. Klinik yang mampu mencapai target indikator akan mendapatkan pembayaran secara penuh, bahkan bisa memperoleh insentif tambahan. Sebaliknya, capaian yang rendah dapat memengaruhi jumlah dana yang diterima oleh FKTP.

Indikator KBK meliputi tiga pilar berikut:

1. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

  • Rasio kunjungan peserta
  • Kepatuhan terhadap rujukan berjenjang

2. Manajemen Penyakit Kronis

  • Pengelolaan peserta dengan hipertensi dan diabetes melitus

3. Pelayanan yang Berkelanjutan

  • Kepastian terhadap perawatan yang komprehensif, berkelanjutan (continuity care), dan tepat mulai dari skrining, pemeriksaan rutin, pencegahan penyakit, penanganan penyakit ringan hingga rujukan ke FKRTL apabila diperlukan.

Bisa dikatakan bahwa KBK ini akan mendorong klinik untuk tidak hanya melayani banyak pasien, tapi juga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan.

Tantangan yang Dihadapi Klinik

Kenyataan di lapangan, banyak klinik yang merasa bahwa KBK justru menjadi beban karena beberapa alasan berikut:

  • Beban Administratif

Pengumpulan data indikator memerlukan pencatatan yang rapi dan pelaporan tepat waktu.

  • Sumber Daya Terbatas/Tidak Tersedia

Klinik kecil sering kekurangan tenaga medis maupun staf administrasi yang mengerti proses KBK.

  • Kepatuhan Pasien

Mengajak pasien rutin kontrol, minum obat, dan mematuhi jadwal pemeriksaan kronis tidak selalu mudah.

  • Pemahaman yang Masih Minim

Tidak semua tenaga kesehatan memahami detail indikator KBK dan cara mencapainya.

Apabila diperhatikan sekilas, tantangan yang disebutkan di atas terlihat memberatkan. Namun, justru di sisi tersebut dapat memunculkan peluang baru. Setiap hambatan adalah pintu masuk untuk berinovasi dan memperkuat sistem kerja klinik.

KBK Sebagai Pemicu Perbaikan Layanan

Alih-alih melihat KBK sebagai tuntutan, klinik dapat menggunakan KBK sebagai alat untuk manajemen mutu. Misalnya seperti:

  • Meningkatkan Sistem Pencatatan Medis

Digitalisasi rekam media (EMR, electronic medical record) memudahkan pelaporan KBK. Digitalisasi ini juga memudahkan terintegrasinya semua data pasien yang juga memudahkan dalam penjadwalan kontrol pasien.

Baca juga: Peran Sistem Informasi Manajemen Klinik Berbasis Data

  • Membangun Tim yang Kolaboratif

Seluruh jajaran klinik, mulai dari dokter, perawat, apoteker, dan admin bekerja sama mengejar target indikator. Kerja sama yang solid turut berpengaruh terhadap reputasi positif klinik.

  • Menetapkan SOP yang Jelas

Setiap indikator KBK diterjemahkan menjadi langkah kerja praktis. Misalnya, ada SOP khusus untuk follow-up pasien hipertensi, atau SOP rujukan sesuai ketentuan BPJS.

Strategi Mengubah KBK Menjadi Peluang Pertumbuhan

Setiap kesempatan akan lebih mudah dijalankan apabila mengacu pada sebuah strategi sehingga setiap langkah akan terarah selama perjalanannya. Strategi-strategi berikut dapat dilakukan sebagai langkah bagaimana klinik dapat mengubah KBK sebagai peluang pertumbuhan:

  • Edukasi Internal Tim

Semua anggota tim perlu memiliki pemahaman terkait apa itu KBK, indikator KBK, dan bagaimana peran setiap anggota untuk mencapai target KBK.

  • Digitalisasi dan Otomatisasi

Penggunaan platform Sistem Informasi Klinik dapat membantu memantau indikator KBK secara real-time, sehingga data pasien kronis bisa ditandai. Langkah ini akan memudahkan dalam mengingatkan pasien untuk melakukan kunjungan kontrol sehingga kesehatan mereka akan terus terpantau.

  • Program Kepatuhan Pasien

Klinik dapat membuat program follow-up untuk pasien hipertensi dan diabetes dengan mengirimkan pesan reminder, telekonsultasi, komunitas, atau home visit.

  • Membangun Reputasi Layanan

Tercapainya KBK yang baik menandakan layanan klinik berkualitas. Klinik dapat menggunakan keberhasilan ini sebagai bahan branding di media sosial maupun brosur. Reputasi yang positif akan memberikan dampak yang bersifat mutualisme dari sisi klinik maupun pasien yang akan berdampak jangka panjang bagi keberlanjutan klinik.

Manfaat Jika Klinik Sukses KBK

Ketika klinik berhasil mencapai KBK dengan baik, akan banyak manfaat yang bisa secara langsung dirasakan oleh klinik, antara lain:

  • Wacana kebijakan KBK insentif secara rating/bertingkat semakin menguat. Mendapatkan tambahan insentif keuangan dari BPJS Kesehatan tentu menjadi sebuah kesempatan emas yang perlu diupayakan oleh FKTP. Dana kapitasi maksimal plus insentif kinerja dari BPJS Kesehatan akan berdampak pada menguatnya postur pendanaan manajemen dan operasional pelayanan di FKTP.
  • Tingkat kepuasan pasien meningkat karena layanan klinik lebih teratur dan rapi. Proses pelayanan lebih terstruktur, cepat, dan nyaman.
  • Reputasi klinik menguat yang berdampak pada penambahan angka kontak (AK) dari kunjungan pasien umum dan asuransi lain.
  • Kinerja tim menjadi lebih solid karena semua tim bekerja dan berkarya untuk mencapai target yang sama. Staf bekerja dengan tujuan bersama sehingga komunikasi dan koordinasi membaik.

Saatnya Beralih ke MEDEVA

Bawa klinik Anda ke era digital bersama MEDEVA. Dengan Rekam Medis Elektronik (RME) dari MEDEVA, Anda dapat mengelola data pasien dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Hilangkan risiko kesalahan pencatatan, tingkatkan kualitas perawatan, dan optimalkan operasional klinik Anda. Coba demo gratis selama 5 hari sekarang juga dan rasakan langsung manfaatnya! Klik di sini untuk memulai transformasi digital klinik Anda sekarang!

 

Referensi

  1. BPJS Kesehatan RI. Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). (2023). https://jdih.djsn.go.id/assets/file/07-bpjsk-2019.pdf (diakses 14 Agustus 2025 16.40 WIB).
  2. Kementerian Kesehatan RI. Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. (2020). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/144824/Permenkes%20Nomor%2021%20Tahun%202020.pdf (diakses 14 Agustus 2025 16.46 WIB).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *