Seiring meningkatnya tuntutan kualitas layanan kesehatan primer, klinik ditantang untuk tidak hanya memberikan pelayanan medis yang cepat dan tepat, tetapi juga untuk memastikan pemenuhan beberapa aspek penting di FKTP seperti angka kontak yang merepresentasikan aksesabilitas dan pemanfaatan layanan primer, optimalisasi penata laksanaan Prolanis , dan efektivitas sistem rujukan yang menggambarkan kualitas layanan di FKTP. Tiga komponen ini menjadi tolak ukur penting dalam program Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) yang digalakkan oleh BPJS Kesehatan. Namun, banyak fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) masih menghadapi kesulitan dalam memantau dan mengintegrasikan ketiga data tersebut secara real-time.
Dalam konteks ini, Digitalisasi Klinik: Solusi Efektif Meningkatkan Angka Kontak dan Kinerja menjadi kebutuhan utama. Melalui sistem informasi klinik terintegrasi seperti Medeva, klinik dapat mengelola data angka kontak, Prolanis, dan rujukan secara efisien dalam satu platform digital yang terhubung langsung dengan sistem nasional seperti SATUSEHAT Kemenkes dan P-Care BPJS. Artikel ini akan membahas bagaimana integrasi ini berjalan, manfaatnya bagi klinik, dan bagaimana implementasinya bisa menjadi strategi efektif dalam meningkatkan performa klinik.
Mengapa Integrasi Data Sangat Penting bagi Klinik?
Dalam sistem layanan kesehatan primer, angka kontak adalah salah satu indikator utama yang menunjukkan seberapa banyak peserta terdaftar yang telah mengakses pelayanan kesehatan di FKTP tanpa mempertimbangkan frekuensi kunjungan peserta dalam satu bulan. Semakin tinggi angka kontak, semakin baik kualitas layanan yang diberikan dan semakin optimal pula kapitasi yang diterima oleh klinik. Namun, angka kontak bukan satu-satunya indikator. BPJS juga mengawasi pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang optimal melalui Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) serta akurasi rujukan pasien sesuai dengan indikasi medis dan kompetensi.
Bila data ketiga indikator ini dikelola secara terpisah, banyak potensi masalah bisa terjadi:
- Data tidak sinkron antar sistem (misalnya antara P-Care dan EMR internal).
- Duplikasi pencatatan manual yang memperbesar risiko kesalahan.
- Laporan lambat dan tidak akurat.
- Sulitnya memantau kinerja real-time per indikator.
Dengan sistem seperti Medeva, seluruh data bisa terhubung dalam satu dashboard operasional. Klinik dapat langsung melihat performa harian, mingguan, hingga bulanan dari angka kontak, Prolanis, dan rujukan tanpa harus membuka banyak aplikasi atau input data secara manual.
Digitalisasi Klinik: Solusi Efektif Meningkatkan Angka Kontak dan Kinerja Layanan
Transformasi digital bukan lagi opsi, tapi keharusan. Digitalisasi klinik memungkinkan otomatisasi dalam alur kerja yang sebelumnya memakan banyak waktu dan tenaga. Dengan sistem seperti Medeva yang sudah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan Kemenkes, berbagai proses bisa dipercepat:
- Perekaman pasien Prolanis, berdasarkan riwayat medis (ICD 10 E11 (Type 2 Diabetes Mellitus) & E11.9 (Type 2 Diabetes Mellitus, without complications) dan segmen peserta.
- Penjadwalan dan pemantauan angka kontak, baik kunjungan sakit maupun sehat.
- Pemantauan status rujukan dan tindak lanjut, pemantauan frekuensi dan rasio rujukan berdasarkan rujukan spesialistik, rujukan non-spesialistik TACC, dan rujukan non-spesialistik non-TACC, serta FKTP juga dapat mengevaluasi frekuensi dan efektivitas rujukan yang dilakukan per tenaga kesehatan berdasarkan poli dan FKRTL.
Digitalisasi juga membantu mengurangi beban administratif staf medis, sehingga mereka bisa lebih fokus pada pelayanan pasien. Ketika sistem informasi klinik dapat menghasilkan laporan KBK otomatis, maka proses pelaporan menjadi lebih akurat dan efisien. Hasilnya? Angka kontak naik, persentase Prolanis terkendali aktif yang tinggi, rujukan spesialistik dan non-spesialistik lebih akurat dan sesuai dengan kompetensi serta indikasi medis pasien, dan kapitasi tidak lagi stagnan.
Dalam konteks KBK, sistem yang tidak digital akan selalu tertinggal. Klinik yang mampu mendigitalkan proses ini akan menjadi unggul karena mereka dapat:
- Menyesuaikan intervensi dengan cepat.
- Melakukan edukasi dan kontak sehat berbasis data.
- Mengetahui lebih awal bila ada tren penurunan performa KBK.
Fitur Medeva untuk Integrasi Angka Kontak, Prolanis, dan Rujukan
Medeva hadir sebagai platform digital klinik terintegrasi yang dirancang untuk menjawab tantangan klinik dalam pengelolaan KBK. Berikut beberapa fitur utama yang mendukung integrasi tiga komponen krusial tersebut:
1. Dashboard Angka Kontak Otomatis
Fitur ini menampilkan jumlah angka kontak secara real-time, lengkap dengan rincian kontak sakit, sehat, dan kunjungan online. Klinik juga dapat menyaring data berdasarkan aspek demografis segmen usia atau jenis kelamin, serta status penyakit kronis. Dalam grafik yang tersedia dalam dashboard juga nampak capaian angka kontak dengan target ≥ 150‰ per bulannya, serta gambaran capaian nilai angka kontak berdasarkan bobot 40% dan range rating 1-4. Sehingga apabila FKTP belum memenuhi target angka kontak, maka FKTP dapat segera melakukan reorientasi dan menyusun ulang strategi untuk meningkatkan angka kontak melalui opsi perluasn tempat kontak, mencoba mengjangkau peserta terdaftar yang belum melakukan kunjungan sehat, atau inovasi jenis layanan yang diberikan seperti kegiatan dalam kunjungan sehat atau kunjungan online yang cenderung berbiaya minim.
2. Manajemen Prolanis
Meliputi pemantauan peserta Prolanis berdasarkan penyakit (hipertensi, diabetes mellitus), status kontrol, jadwal edukasi, hingga reminder kunjungan berkala. Medeva juga bisa mengelompokkan peserta yang belum hadir kontrol, dan mengirimkan pesan WhatsApp otomatis untuk pengingat kunjungan.
3. Modul Rujukan Terintegrasi
Klinik bisa mencatat rujukan secara langsung di sistem, sekaligus mengakses data tindak lanjut. Medeva sudah mendukung integrasi ke e-Referal BPJS, sehingga proses rujukan dapat dipantau dan dilaporkan tanpa perlu mencatat ulang.
4. Laporan KBK Otomatis
Medeva menyediakan template pelaporan kinerja KBK yang telah disesuaikan dengan indikator dari BPJS. Klinik bisa mengunduh laporan angka kontak, Prolanis, dan rujukan secara berkala dalam format Excel atau PDF.
5. Integrasi SATUSEHAT & P-Care
Salah satu keunggulan Medeva adalah kemampuannya untuk langsung sinkron dengan sistem nasional. Klinik tidak perlu input data dua kali. Setelah dokter mengisi SOAP di EMR, data langsung dikirim ke SATUSEHAT dan P-Care.
Dampak Positif Implementasi Sistem Terintegrasi
Menggunakan sistem informasi klinik terintegrasi seperti Medeva membawa dampak langsung dan jangka panjang pada peningkatan kinerja klinik, terutama dalam hal KBK. Berikut beberapa manfaat nyata:
- Waktu input data menurun hingga 50%, karena tidak perlu pencatatan ganda.
- Peningkatan akurasi angka kontak dan Prolanis, karena data berasal langsung dari input EMR.
- Kinerja tenaga medis lebih terarah, karena mereka bisa fokus pada pelayanan, bukan administrasi.
- Data lebih transparan dan terstruktur, yang memudahkan pengambilan keputusan klinik.
- Kemudahan evaluasi bulanan, karena seluruh indikator KBK sudah otomatis terukur di dashboard.
Contoh klinik yang telah mengadopsi sistem seperti ini menunjukkan kenaikan angka kontak bulanan lebih dari 20% dalam 3 bulan pertama. Selain itu, kepatuhan peserta Prolanis untuk kontrol meningkat karena sistem reminder yang terotomatisasi.
Tantangan Digitalisasi dan Cara Mengatasinya
Walau digitalisasi klinik membawa banyak manfaat, implementasinya tidak selalu mudah. Berikut tantangan umum yang dihadapi dan solusi yang ditawarkan Medeva:
1. Ketidaksiapan SDM
Beberapa staf klinik belum terbiasa menggunakan sistem digital. Medeva mengatasi ini dengan menyediakan pelatihan onboarding intensif dan bantuan teknis selama 24/7.
2. Khawatir Data Tidak Aman
Klinik kerap ragu terhadap keamanan data pasien. Medeva telah menggunakan enkripsi data kelas medis, server lokal Indonesia, dan sertifikasi ISO yang sesuai dengan regulasi Kemenkes.
3. Keterbatasan Perangkat
Tidak semua klinik memiliki komputer atau jaringan memadai. Medeva dapat diakses via perangkat ringan (tablet/smartphone), dan dapat berjalan di jaringan internet standar.
4. Integrasi Sistem Lama
Banyak klinik sudah menggunakan sistem EMR lain. Medeva memiliki kemampuan migrasi data, dan bisa dioperasikan berdampingan dalam masa transisi.
Langkah Praktis Mengadopsi Sistem Terintegrasi di Klinik
Bagi klinik yang ingin meningkatkan kinerja KBK secara signifikan, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Evaluasi sistem operasional saat ini: apakah data angka kontak, Prolanis, dan rujukan sudah tercatat dengan baik?
- Lakukan demo sistem digital klinik seperti Medeva untuk memahami alurnya.
- Libatkan seluruh tim klinik dalam proses digitalisasi, termasuk pemilik, manajer, dokter, dan staf administrasi.
- Fokus pada satu indikator terlebih dahulu, misalnya angka kontak, lalu berkembang ke Prolanis dan rujukan.
- Gunakan fitur reminder otomatis untuk mengedukasi pasien dan meningkatkan kunjungan sehat.
- Evaluasi hasil bulanan, dan lakukan penyesuaian strategi berbasis data.
Digitalisasi adalah investasi jangka panjang yang membawa efisiensi, akurasi, dan pertumbuhan performa klinik. Dengan pendekatan terintegrasi, klinik tidak hanya sekadar memenuhi target KBK, tetapi juga meningkatkan kepuasan pasien dan reputasi layanan.
Beralih ke Medeva Sekarang!
Sudah siap membawa klinik Anda ke era digital? Dengan Rekam Medis Elektronik (RME) dari Medeva, Anda dapat mengelola data pasien dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Hilangkan risiko kesalahan pencatatan, tingkatkan kualitas perawatan, dan optimalkan operasional klinik Anda. Coba demo gratis selama 14 hari sekarang juga dan rasakan langsung manfaatnya! Klik di sini untuk memulai transformasi digital klinik Anda sekarang!