Definisi Angka Kontak dan Pentingnya dalam Perhitungan KBK

Dalam skema Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan, berbagai indikator digunakan untuk menilai kinerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), salah satunya adalah angka kontak, yang merupakan salah satu kunci menjaga kapitasi tetap optimal agar pendapatan klinik tetap stabil bahkan bisa meningkat.

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh mengenai definisi angka kontak, mengapa penting dalam perhitungan KBK, serta strategi yang bisa diterapkan oleh klinik untuk meningkatkan angka kontak demi performa pelayanan yang lebih baik.

Apa Itu Angka Kontak dalam Konteks KBK?

Angka kontak adalah indikator yang mengukur tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta berdasarkan jumlah peserta JKN (per nomor identitas peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan baik di dalam gedung maupun di luar gedung tanpa memperhitungkan frekuensi kedatangan peserta dalam satu bulan. Kunjungan ini bisa dalam bentuk kunjungan sakit, kunjungan sehat (promotif-preventif), kunjungan homecare, hingga telemedicine.

Dalam Peraturan BPJS Kesehatan, angka kontak menjadi salah satu dari tiga indikator utama KBK bersama asio Rujukan Non-Spesialistik (RRNS), dan Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) .

Formula Menghitung Angka Kontak

Perhitungan angka kontak dilakukan dengan formula berikut:

Angka Kontak = (Jumlah Total Kunjungan Peserta JKN / Jumlah Peserta Terdaftar di FKTP) x

Misalnya, jika dalam satu bulan terdapat 1.205 24.000 kunjungan/kontak dari 17.491 peserta terdaftar, maka:

(1.205/17.491) x 1000 = 68,89

Angka kontak ideal sesuai ketentuan BPJS Kesehatan untuk mendapatkan rating 4 yakni harus memenuhi target ≥ 150‰ setiap bulan, yang berarti untuk bisa mendapatkan rating 4 pada angka kontak maka FKTP harus memastikan bahwa target ≥ 150‰ dari jumlah peserta terdaftar FKTP harus terpenuhi setiap bulannya.

Kenapa Angka Kontak Menjadi Kunci Menjaga Kapitasi Tetap Optimal?

1. Indikator Utama Evaluasi Kinerja FKTP

Angka kontak adalah indikator kunci dalam skema KBK, dan memiliki bobot yang cukup tinggi (40%) dalam penentuan skor akhir evaluasi kapitasi berbasis kinerja. Bila angka kontak rendah, otomatis akan memengaruhi performa KBK dan berpotensi menurunkan persentase kapitasi kinerja yang dibayarkan ke klinik.

Bentuk kontak yang menjadi catatan penilaian, memberika ruang bagi FKTP untuk dapat berinovasi untuk perluasan tempat kontak dan meningkatkan luaran terhadai jenis pelayanan yang lebih beragam terhadap kunjungan sakit dan kunjungan sehat. FKTP perlu menyadari bahwa mempertahankan atau meningkatkan angka kontak dengan target ≥ 150‰ per bulan menjadi strategi krusial untuk memastikan pendapatan kapitasi tidak menurun.

2. Cermin Keterlibatan Peserta dalam Layanan FKTP

Tingginya angka kontak menandakan bahwa peserta JKN percaya dan aktif menggunakan layanan klinik tempat mereka terdaftar, hal ini menandai bahwa FKTP telah berfungsi sebagai kontak layanan peserta (first contact), menjadikan FKTP sebagai pilihan utama dan pertama peserta untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasarnya . Sebaliknya, angka kontak rendah bisa menandakan dua hal:

  • Pasien tidak tahu atau tidak nyaman datang ke FKTP untuk melakukan kunjungan sakit sehingga seringkali pasien lebih memilih langsung ke FKRTL,
  • Atau, pasien tidak merasa penting untuk melakukan kunjungan sehat.

Dalam konteks kendali mutu dan biaya, FKTP diharapkan menjadi gatekeeper utama yang mampu menyaring kebutuhan rujukan ke rumah sakit. Maka, jumlah kontak yang tinggi dan seimbang antara kunjungan sakit dan kunjungan sehat baik melalui tatap muka langsung maupun daring menandakan aksesibilitas dan pemanfataan layanan primer yang baik oleh peserta JKN, sekaligus efisiensi sistem pelayanan kesehatan nasional.

3. Mempengaruhi Nilai KBK

Nilai KBK dihitung dari gabungan empat indikator utama. Setiap indikator memiliki bobot dan target yang terkonversi ke dalam rating 1-4 yang akan mengonversi kinerja FKTP menjadi persentase pembayaran kapitasi berbasis kinerja.

No. Indikator Kinerja Bobot Target Kriteria Penilaian Nilai Capaian
Rating Deskripsi
a b c d e f = b x d
1 Angka Kontak (AK) 40% ≥ 150 ‰ 4 ≥ 150 ‰ 1,6
3 > 145 – < 150 ‰ 1,2
2 > 140 – 145 ‰ 0,8
1 ≤ 140‰ 0,4
2 Rasio Rujukan Non-Spesialistik (RRNS) 50% ≤ 2% 4 ≤ 2% 2
3 > 2 – 2,5% 1,5
2 > 2,5 – 3% 1
1 > 3% 0,5
3 Rasio Peserta Prolanis Terkendali (RPPT) 10% ≥ 5% 4 ≥ 5% 0,4
3 < 5 – 4% 0,3
2 < 4 – 3% 0,2
1 < 3% 0,1

 

Nilai Capaian % Pembayaran Kapitasi
  Puskesmas Klinik Pratama/RS D Pratama
4 100% 100%
3 – <4 95% 97%
2 – <3 90% 96%
1 – <2 85% 95%

Dengan penilaian bobot yang cukup tinggi, maka Angka Kontak akan sangat memengaruhi terhadap penilaian keseluruhan capaian nilai KBK. Sehingga apabila FKTP dapat memenuhi target ≥ 150 ‰ per bulan dan masuk ke dalam kategori rating 4, maka penilaian Angka Kontak akan maksimal berada pada nilai capaian 1,6.

Strategi Meningkatkan Angka Kontak di Klinik

1. Optimalkan Layanan Promotif dan Preventif

Kunjungan ke klinik tidak selalu harus berupa pasien sakit. FKTP bisa mendorong angka kontak melalui berbagai pelaksanaan jenis pelayanan kunjungan sehat yakni:

  • Imunisasi
  • Pemeriksaan kesehatan berkala (medical check-up)
  • Layanan edukasi kesehatan
  • Skrining penyakit tidak menular
  • KIA & KB
  • Senam sehat

Langkah ini juga sejalan dengan prinsip upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui layanan promotif & preventif, di mana layanan promotif berfokus pada promosi kesehatan dan peningkatan kualitas hidup, sedangkan preventif berfokus pada pencegahan penyakit dan masalah kesehatan. Hal ini perlu dilakukan entitas FKTP untuk memenuhi fungsi pelayanan paripurna (comprehensiveness) yang mengacu pada tata laksana kesehatan peserta secara komprehensif mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif..

2. Buat Pengalaman Pasien Lebih Nyaman

Pasien akan lebih cenderung kembali ke klinik yang memberikan pelayanan ramah, cepat, dan profesional. Maka klinik perlu:

  • Melatih frontliner dan tenaga kesehatan dalam komunikasi efektif,
  • Menghindari antrean panjang dengan sistem antrian online,
  • Menciptakan lingkungan ruang tunggu yang nyaman dan informatif.

Hal ini berkaitan langsung dengan loyalitas pasien dan secara tidak langsung akan meningkatkan angka kontak secara alami.

3. Manfaatkan Teknologi Telemedicine dan Booking Online

Sesuai regulasi, kunjungan telemedicine yang tercatat resmi juga dihitung sebagai angka kontak. Klinik bisa membuka layanan konsultasi online via aplikasi atau WhatsApp yang dicatat sebagai kunjungan dalam rekam medis.

Selain itu, dengan sistem booking online, pasien bisa merencanakan kunjungan lebih mudah tanpa harus antre, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mengakses layanan klinik.

4. Follow-up Pasien Rutin

Klinik bisa mengaktifkan sistem pengingat kunjungan rutin terutama untuk pasien dengan penyakit kronis atau ibu hamil, misalnya:

  • Reminder via WhatsApp atau SMS,
  • Pemanggilan kontrol terjadwal untuk pasien hipertensi, diabetes, dan asma.

Konsistensi dalam manajemen pasien kronis juga bisa berdampak pada peningkatan angka kontak, sekaligus memperbaiki indikator RPPT yang juga menjadi bagian dari KBK.

5. Sosialisasi dan Edukasi ke Pasien

Banyak pasien belum menyadari bahwa FKTP mereka bisa memberikan berbagai layanan yang mungkin mereka anggap hanya bisa didapatkan di rumah sakit. Maka edukasi menjadi penting, misalnya:

  • Menyebarkan informasi tentang layanan yang tersedia di klinik (imunisasi, KB, pemeriksaan gula darah) sesuai dengan target segmentasi peserta,
  • Menjelaskan pentingnya kontrol kesehatan berkala meski tidak sedang sakit.

Beralih ke Medeva Sekarang!

Sudah siap membawa klinik Anda ke era digital? Dengan Rekam Medis Elektronik (RME) dari Medeva, Anda dapat mengelola data pasien dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Hilangkan risiko kesalahan pencatatan, tingkatkan kualitas perawatan, dan optimalkan operasional klinik Anda. Coba demo gratis selama 14 hari sekarang juga dan rasakan langsung manfaatnya! Klik di sini untuk memulai transformasi digital klinik Anda sekarang!

Sumber Referensi

  1. BPJS Kesehatan. Panduan Penilaian Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) FKTP. Diakses dari: https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/Panduan_KBK_FKTP.pdf
  2. Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja
  3. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prolanis. https://www.kemkes.go.id/
  4. Data internal klinik pengguna EMR Medeva

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *