Dalam era digitalisasi layanan kesehatan, penggunaan data menjadi faktor krusial dalam meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Dengan diberlakukannya Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK), klinik perlu melakukan monitoring capaian secara berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi BPJS Kesehatan serta memaksimalkan pendapatan. Data yang dikumpulkan dan dianalisis dengan baik dapat membantu klinik mengidentifikasi peluang perbaikan layanan, mengurangi risiko sanksi, dan meningkatkan kepuasan pasien.
Artikel ini akan membahas bagaimana klinik dapat memanfaatkan data dalam mengoptimalkan KBK FKTP melalui pemantauan indikator kinerja, strategi peningkatan layanan berbasis data, serta implementasi sistem digital yang mendukung analisis data secara real-time.
Pemantauan Indikator Kinerja dalam KBK
-
Mengidentifikasi Indikator Utilisasi Layanan dalam Skema KBK yang Perlu Dipantau
BPJS Kesehatan telah menetapkan sejumlah indikator utama dalam skema KBK, yang mencakup aspek mutu layanan dan efisiensi biaya. Beberapa indikator utama yang harus dipantau oleh FKTP meliputi:
- Angka kontak: Jumlah kunjungan pasien dibandingkan dengan jumlah peserta yang terdaftar di FKTP.
- Rujukan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL): Mengacu pada tren rujukan yang tercermin dalam Rasio Rujukan, yaitu perbandingan antara jumlah rujukan yang diterbitkan (baik spesialistik maupun non-spesialistik, terdaftar maupun tidak terdaftar, termasuk rujukan atas indikasi medis maupun Atas Permintaan Sendiri/APS) dengan total kunjungan sakit, baik tatap muka maupun daring.
- Cakupan Prolanis Aktif Berkunjung: Persentase peserta Prolanis yang rutin melakukan kunjungan ke FKTP untuk pemeriksaan dan pengelolaan penyakit kronis melalui berbagai kegiatan klub Prolanis.
Melalui monitoring capaian kapitasi berbasis kinerja FKTP, klinik dapat menilai apakah mereka telah memenuhi target yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan atau masih ada aspek yang perlu diperbaiki.
-
Menganalisis Data untuk Peningkatan Pelayanan
Data yang dikumpulkan dari sistem rekam medis elektronik dan laporan keuangan dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola layanan yang kurang optimal. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menganalisis data mencakup:
- Menganalisis tren kunjungan pasien: Dengan melihat data kunjungan pasien secara berkala, klinik dapat mengidentifikasi jam sibuk, layanan yang paling banyak diminati, serta distribusi pasien berdasarkan demografi akan punya makna lebih luas dan lebih sesuai dengan arah pengembangan produk berbasis output/analytics dan jenis keluhan.
- Memantau efektivitas pelayanan primer: Jika persentase rujukan khususnya rujukan non-spesialistik, klinik dapat mengevaluasi kembali proses penegakan diagnosis dan penanganan pasien agar lebih banyak kasus yang dapat ditangani di FKTP.
- Mengevaluasi pola penggunaan obat: Data ketersediaan obat dan pola resep dokter dapat membantu dalam mengoptimalkan manajemen stok serta menghindari pemborosan akibat pengadaan obat yang kurang efisien.
Dengan analisis yang tepat, klinik dapat melakukan intervensi yang lebih akurat untuk meningkatkan capaian KBK dan mengoptimalkan operasional mereka.
Implementasi Sistem Digital untuk Monitoring Capaian KBK
-
Menggunakan Software Klinik dengan Fitur Monitoring Kinerja
Untuk memastikan klinik dapat melakukan monitoring capaian kapitasi berbasis kinerja FKTP secara efektif, penggunaan sistem digital seperti aplikasi rekam medis elektronik (EMR) sangat dianjurkan. Beberapa manfaat implementasi sistem digital meliputi:
- Otomatisasi pencatatan data pasien: Mengurangi risiko kesalahan dalam pencatatan serta memastikan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur pelayanan primer mitra BPJS Kesehatan.
- Pelaporan kinerja secara real-time: Klinik dapat mengakses dashboard yang menampilkan indikator kinerja utama tanpa harus melakukan rekap manual.
Contoh Aplikasi EMR Terintegrasi:
Medeva merupakan salah satu aplikasi Sistem Informasi Manajement (SIM) yang menyediakan EMR dan kebutuhan manajerial lainnya,EMR yang telah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan mendukung proses digitalisasi layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama..
-
Menerapkan Data-Driven Decision Making dalam Manajemen Klinik
Setelah klinik memiliki sistem digital yang memadai, langkah selanjutnya adalah mengadopsi pendekatan berbasis data dalam pengambilan keputusan. Data-driven decision making (DDDM) memungkinkan manajemen klinik untuk:
- Menyesuaikan alokasi sumber daya: Dengan melihat data kunjungan pasien, klinik dapat merencanakan kebutuhan sumber daya manusia, serta pengelolaan inventori secara lebih efektif. Pendekatan ini mendukung efisiensi operasional klinik secara keseluruhan.
- Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi: Dengan sistem yang terdigitalisasi, klinik dapat lebih mudah memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BPJS Kesehatan dan standar layanan primer yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Beralih ke Medeva Sekarang!
Sudah siap membawa klinik Anda ke era digital? Dengan Rekam Medis Elektronik (RME) dari Medeva, Anda dapat mengelola data pasien dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Hilangkan risiko kesalahan pencatatan, tingkatkan kualitas perawatan, dan optimalkan operasional klinik Anda. Coba demo gratis selama 14 hari sekarang juga dan rasakan langsung manfaatnya! Klik di sini untuk memulai transformasi digital klinik Anda sekarang!
Sumber
- BPJS Kesehatan. (2024). Panduan Kapitasi Berbasis Kinerja FKTP. Diakses dari: https://bpjs-kesehatan.go.id
- Kementerian Kesehatan RI. (2024). Strategi Digitalisasi Layanan Kesehatan di FKTP. Diakses dari: https://kemkes.go.id
- WHO. (2023). Digital Health and Primary Care Management. Diakses dari: https://www.who.int