Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) menjadi salah satu skema pembayaran yang diterapkan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan. Monitoring capaian KBK FKTP di klinik sangat penting agar manajemen dapat memastikan pencapaian indikator kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Dengan sistem monitoring yang baik, klinik dapat mengidentifikasi kendala dalam pencapaian indikator, melakukan perbaikan yang diperlukan, serta mengoptimalkan pendapatan dari skema kapitasi berbasis kinerja. Artikel ini akan membahas panduan teknis dalam mengoptimalkan monitoring capaian KBK FKTP di klinik dengan pendekatan yang efektif dan efisien.
- Memahami Indikator Capaian KBK FKTP
Untuk mengoptimalkan monitoring capaian KBK FKTP, klinik harus memahami indikator yang digunakan dalam sistem ini. Indikator-indikator tersebut mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan FKTP kepada pasien. Beberapa indikator utama dalam KBK FKTP meliputi:
- Angka kontak: Jumlah kunjungan peserta (kunjungan sakit, kunjungan sehat) dibandignkan dibandingkan dengan jumlah peserta yang terdaftar di FKTP
- RRNS: Jumlah rujukan non-spesialistik (kecuali rujukan non-spesialistik TACC (Time-Age-Complication, Comorbidity)) dibandingkan dengan jumlah rujukan spesialistik terbit, baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, baik sesuai indikasi medis atau APS (Atas Permintaan Sendiri).
- RPPT: Jumlah capaian Rasio Peserta Prolanis DM Terkendali dan Rasio Peserta Prolanis HT Terkendali, lalu membaginya dengan 2. Terkendali di sini artinya, pasien dengan capaian gula darah puasa (GDP) untuk DM2 dan pasien dengan capaian tekanan darah untuk hipertensi esensial dengan acuan batas normal pemeriksaan diganostik sebagai berikut:
– GDP: 80-130 mg/dL
– Tekanan Darah
18-65 tahun: Sistole: 120-130 mmHg | Diastole: 70-79 mmHg
>65 tahun: Sistole: 130-139 mmHg | Diastole: 70-79 mmHg
Dengan memahami indikator tersebut, klinik dapat menetapkan strategi monitoring yang lebih terarah untuk mencapai target KBK yang optimal.
- Strategi Efektif dalam Monitoring Capaian KBK FKTP
Agar monitoring capaian KBK FKTP berjalan optimal, klinik perlu menerapkan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
- Menggunakan Sistem Informasi Klinik Terintegrasi
Penerapan sistem informasi klinik yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan SATUSEHAT sangat membantu dalam pengelolaan data pasien dan pencatatan indikator KBK secara real-time. Sistem ini memungkinkan:
- Rekapitulasi otomatis terhadap indikator capaian KBK.
- Pemantauan angka kontak, rasio rujukan non-spesialistik, dan rasio peserta Prolanis terkendali secara berkala.
- Penyajian laporan analitis yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan manajerial.
- Audit Internal Berkala
Melakukan audit internal secara rutin sangat penting untuk menilai pencapaian KBK di klinik. Audit ini bisa mencakup:
- Evaluasi terhadap pelaksanaan prosedur pelayanan yang mengacu pada Panduan Praktik Klinis (KMK No. 1936 Tahun 2022).
- Analisis faktor determinan dari indikator yang tidak tercapai/underperformed.
- Penyusunan rencana aksi perbaikan untuk meningkatkan capaian KBK.
- Pelatihan dan Penguatan SDM Klinik
Sumber daya manusia (SDM) yang memahami sistem KBK dan mampu menjalankan tugasnya dengan optimal akan berkontribusi besar dalam pencapaian indikator. Klinik dapat mengadakan:
- Pelatihan rutin mengenai manajemen layanan berbasis KBK.
- Workshop terkait pemanfaatan teknologi dalam monitoring capaian KBK.
- Sosialisasi kepada tenaga medis mengenai peran mereka dalam pencapaian indikator.
- Optimalisasi Manajemen Pasien untuk Peningkatan Capaian KBK
Selain strategi monitoring, pengelolaan pasien yang baik juga berkontribusi pada peningkatan capaian KBK FKTP. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Meningkatkan Kunjungan Pasien
Angka kontak menjadi indikator utama dalam KBK FKTP. Oleh karena itu, klinik perlu memastikan bahwa pasien rutin melakukan kunjungan terutama meningkatkan kunjungan sehat, karena apabila FKTP harus menyembuhkan banyak peserta yang sakit, keuntungan FKTP justru akan menurun. Sebaliknya, jika peserta FKTP jarang yang sakit, keuntungan FKTP akan lebih tinggi. Dengan demikian, FKTP didorong untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menekan biaya dan melakukan efisiensi internal, tanpa mengesampingkan aspek mutu agar peserta yang sakit benar-benar sembuh dan tidak mengalami komplikasi lanjutan yang memakan biaya lebih besar. Beberapa cara untuk meningkatkan kunjungan pasien antara lain:
- Pengingat janji temu melalui SMS atau WhatsApp.
- Program edukasi pasien tentang pentingnya kontrol kesehatan berkala.
- Layanan jemput bola seperti telemedicine atau home care bagi pasien dengan mobilitas terbatas.
- Memperluas cakupan lokasi kontak
- Pengelolaan Rujukan yang Efektif
Tingginya angka rujukan ke rumah sakit dapat menurunkan skor KBK FKTP. Oleh karena itu, klinik harus memiliki mekanisme rujukan yang efektif, seperti:
- Peningkatan kompetensi dokter dalam menangani kasus yang dapat diselesaikan di FKTP.
- Pemanfaatan telekonsultasi untuk mengurangi rujukan yang tidak perlu.
- Optimalisasi fasilitas dan peralatan medis agar lebih banyak kasus dapat ditangani di klinik.
- Meningkatkan RPPT (Rasio Peserta Prolanis Terkendali)
Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting dalam KBK FKTP. Klinik dapat meningkatkan kepuasan pasien melalui:
- Pemantauan status kesehatan secara teratur melalui pemeriksaan diagnostik yang relevan seperti pengecekan GDP/GDPP dan tekanan darah, untuk mengevaluasi efektivitas penatalaksanaan layanan bai peserta Prolanis
- Pemanfaatan teknologi telekonsultasi bagi peserta Prolanis
- Peningkatan kunjungan promotif yang dilakukan oleh FKTP baik perorangan ataupun kelompok.
- Rekrutmen masif peserta Prolanis berkomitmen melalui berbagai kegiatan skrining/deteksi dini yang relevan dengan anjuran program skrining BPJS Kesehatan
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, klinik dapat meningkatkan efektivitas monitoring capaian KBK FKTP, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan kesehatan serta kesejahteraan pasien.
Beralih ke Medeva Sekarang!
Sudah siap membawa klinik Anda ke era digital? Dengan Rekam Medis Elektronik (RME) dari Medeva, Anda dapat mengelola data pasien dengan lebih cepat, aman, dan efisien. Hilangkan risiko kesalahan pencatatan, tingkatkan kualitas perawatan, dan optimalkan operasional klinik Anda. Coba demo gratis selama 14 hari sekarang juga dan rasakan langsung manfaatnya! Klik di sini untuk memulai transformasi digital klinik Anda sekarang!
Sumber Valid
- BPJS Kesehatan. (2024). “Pedoman Pelaksanaan Kapitasi Berbasis Kinerja di FKTP.” https://bpjs-kesehatan.go.id
- Kementerian Kesehatan RI. (2024). “Petunjuk Teknis Pengelolaan FKTP dalam Sistem KBK.” https://www.kemkes.go.id
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 Tahun 2023 tentang Sistem Informasi Kesehatan. https://jdih.kemkes.go.id