Pengelolaan dana kapitasi merupakan hal penting jika dikelola secara efisien dan hemat untuk keberlangsungan operasional klinik dalam sebuah industri klinik. Dana kapitasi adalah dana yang diberikan kepada klinik atau rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan berdasarkan jumlah pasien yang terdaftar di fasilitas kesehatan, bukan berdasarkan layanan yang diberikan. Teknologi informasi memiliki peran dan juga sebagai alat yang bermanfaat dalam upaya menghemat dana kapitasi melalui pengelolaan fixed cost yang lebih baik dan manajemen utilisasi yang efektif.
Pengelolaan Fixed Cost untuk Meningkatkan Produktivitas dan Input Rendah Biaya
Dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan dana kapitasi, klinik dapat menerapkan transformasi bisnis berbasis teknologi informasi (IT). Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah digitalisasi. Digitalisasi melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk memudahkan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Dalam konteks pengelolaan dana kapitasi, digitalisasi dapat diterapkan dalam berbagai aspek, termasuk administrasi, manajemen data pasien, pengadaan obat dan alat kesehatan, serta tata kelola anggaran pengeluaran klinik.
Adopsi sistem manajemen berbasis IT di klinik dapat mengelola dan memonitor pengeluaran dengan lebih efisien. Sistem IT dapat membantu dalam mengontrol dan mengurangi biaya operasional, termasuk biaya pengadaan, pengelolaan stok, dan administrasi. Salah satu implementasi sistem berbasis IT adalah penggunaan perangkat lunak manajemen inventaris untuk mengoptimalkan persediaan obat dan peralatan medis, serta sistem manajemen keuangan untuk memantau pengeluaran harian dan membuat perencanaan anggaran yang lebih baik. Dengan memanfaatkan IT dalam mengelola sistem dan anggaran, klinik dapat meningkatkan produktivitas dan mengalokasikan sumber daya menjadi lebih baik.
Pemanfaatan Manajemen Utilisasi dengan Dukungan IT
Manajemen utilisasi melibatkan pengawasan dan pengendalian penggunaan layanan medis untuk mencegah overutilisasi dan underutilisasi dana kapitasi. Overutilisasi dapat terjadi ketika pasien menerima layanan yang tidak perlu atau berlebihan, sedangkan underutilisasi terjadi ketika pasien tidak memanfaatkan layanan yang seharusnya mereka terima. Kedua hal ini dapat berdampak buruk pada pengelolaan dana kapitasi klinik. Pelayanan kesehatan dan obat menjadi komponen utama dana menghitung besaran kapitasi. Misalnya pada contoh kasus dukungan biaya operasional untuk stok obat kurang memadai di tengah tingginya rasio utilisasi, maka akan berdampak pada stock out obat sehingga dapat mengganggu pemberian pelayanan kesehatan untuk peserta JKN.
Dalam mencegah overutilisasi, teknologi informasi dapat membantu dalam pengawasan dan pengendalian penggunaan layanan medis yang berlebihan. Klinik dapat menggunakan sistem manajemen berbasis IT yang memantau riwayat medis pasien, diagnosis, hasil laboratorium, dan peresepan obat untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan medis pasien. Salah satu upaya penerapan sistem ini adalah penggunaan rekam medis elektronik yang memungkinkan kolaborasi antarprofesional kesehatan dan memberikan informasi yang akurat dan terintegrasi tentang kondisi pasien dari FKTP hingga FKRTL.
Teknologi informasi juga dapat berperan penting untuk mencegah underutilisasi dana kapitasi. Sistem manajemen yang berbasis IT dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis data pasien, meliputi jadwal kunjungan, pengobatan, dan rekomendasi layanan medis yang diberikan. Dengan bantuan teknologi informasi, klinik dapat mengidentifikasi pasien yang mungkin mengalami underutilisasi dan mengambil tindakan yang diperlukan, seperti mengirimkan pengingat atau mengatur jadwal kunjungan rutin.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan dana kapitasi klinik memiliki manfaat yang signifikan. Dengan mengadopsi transformasi bisnis berbasis IT, klinik dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya operasional, dan mengoptimalkan penggunaan dana kapitasi. Selain itu, manajemen utilisasi yang didukung oleh teknologi informasi dapat mencegah overutilisasi dan underutilisasi dana kapitasi.
Dalam menghadapi tantangan pengelolaan dana kapitasi, klinik perlu mempertimbangkan penerapan teknologi informasi sebagai alat untuk manajemen klinik yang hemat dan efisien. Dalam era digital ini, penggunaan teknologi informasi bukan hanya kebutuhan, tetapi juga menjadi keharusan agar tetap dapat bersaing dan memberikan pelayanan yang berkualitas. Dengan menggabungkan pengelolaan fixed cost yang efektif dan manajemen utilisasi yang tepat, klinik dapat meraih manfaat maksimal dari dana kapitasi yang diterima, disertai pemberian layanan yang berkualitas kepada pasien.
Referensi:
- Chaudhuri, S., Le, T., & White, C. B. (2018). Technology for Physician Office Practices: Implications for Patients, Payors, and Policymakers. American Journal of Managed Care, 24(5), e151-e156.
- Budiarto, W., & Kristiana, L. (2015). Pemanfaatan Dana Kapitasi Oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Dalam Penyelenggaraan JKN. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18(4), 437-445
- Kurniawan, M. F., et al. (2016). Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi (monitoring dan evaluasi Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia). Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 5(3), 122-131.
- Mendelson, D. N. (2017). Capitation, Managed Care, and Physician Incentives. JAMA Internal Medicine, 177(7), 955-956.
- Mollah, K. (2016). Analisa Break Even Point Dan Net Present Value Berdasarkan Input Tarif Yang Berlaku Di Klinik Kesehatan Al-Jadid Surabaya. Jurnal Iptek, 20(2), 21-28.
- Smith, P. C. (Ed.). (2017). Capitation in Health Care: Concepts and Practice. CRC Press.